Cellular Fingerprinting for Drug Delivery

One idea I have been mulling over is whether we can make cell type specific nanobots to delivery drugs. We know from RNA-Seq results that different cells (including diseased ones) have different RNA…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Tak Diterima Dengan Baik

Langit langsung melihat ke arah pintu yang menampakkan wajah sembab Senja.

Senja berada di sana bersama Alana yang Langit ketahui sebagai sahabat Senja.

Arga yang sedari tadi menemani langit pun ikut mengarahkan arah pandangnya ke tempat yang di lihat oleh langit.

Merasa Langit dan Senja butuh tempat untuk bicara berdua Arga bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Senja dan Alana yang masih berdiri di ambang pintu.

“Masuk aja nja” Ujar Arga mempersilahkan Senja untuk masuk.

“Makasih”

“Gue nunggu di kantin RS ya nja, kabarin kalau udah selesai” Ucap Alana kepada Senja yang di anggukin oleh senja.

“Gue ikut” Ucap Arga dan mengikuti langkah kaki Alana.

Senja kembali menutup pintu ruang rawat Langit dan berjalan ke arah brangkat tempat langit terbaring.

Langit yang melihat senja datang menghampirinya hanya membuang muka.

Langit tidak ada niatan sama sekali untuk melihat Senja bahkan berbicara dengannya, fokusnya masih terarah pada layar ponselnya membalas pesan dari grupnya, selain khawatir dengan Guntur yang dengan kekeh ingin keruangannya, Langit juga sebenarnya sengaja agar Senja merasa jengkel kepadanya dan sangat berharap Senja akan langsung keluar dari ruangannya.

Tetapi rencananya tidak berjalan mulus, yang terjadi saat ini adalah Senja yang merengek karena tidak dipedulikan oleh Langit.

“Langit gue disini, lo gak bisa fokus bentar sama gue gitu?” Ucap Senja tetapi Langit masih tidak mau menjawab.

“Hello yang dihadapan lo sekarang manusia ya bukan setan, gak usah pura pura gak dengar gue”

“LANGIT LIHAT GUE DULU!” kesal Senja sembari merampas ponsel milik Langit.

“Mau lo apa sih? Ngapain lo disini?” Tanya langit tanpa menatap ke arah senja.

“Gue mau lo jelasin semuanya” Jawab Senja.

“Bukannya udah jelas ya kalau lo tuh bukan pacar gue lagi, lo udah jadi milik reno. Gue kalah balapan dan lo taruhannya”

Langit sudah ingat beberapa kejadian sebelum saat kecelakaan. Tentang senja dan taruhan yang dilakukan oleh dirinya dengan Reno.

“Langit” Panggil Senja tapi tak dapat sahutan dari Langit.

“Gue udah gak punya siapa-siapa lagi” Ujar Senja.

“LO PIKIR ITU URUSAN GUE” Ucap Langit marah.

Sungguh dia ingin meluapkan semua emosinya tapi tidak pada Senja.

“Lebih baik lo pergi, sebelum gue tambah emosi” Usir langit sambil menunjuk pintu.

“Gue gak akan pergi sebelum lo mau jelasin semuanya”

“APA YANG LO MAU TAU?”

“GUE BUKAN PACAR LO LAGI JADI GUE UDAH GAK ADA URUSAN SAMA LO”

Tiba-tiba langit teringat satu fakta yang menyakitkan, “ahh gue tau, lo mau gue jelasin kan kalau gue udah lumpuh? Itu kan mau lo?”

“GUE LUMPUH. GUE GAK BISA JALAN. PUAS LO”

“Jadi sekarang lo lebih baik pergi dari hadapan gue, oh enggak lo harus pergi dari kehidupan gue”

“PERGIIII” bentak Langit.
Senja ingin sekali menenangkan langit tapi nampaknya tidak untuk sekarang, langit masih terlalu emosi.

Jadi senja memutuskan untuk pulang dan akan datang besok untuk menjenguk langit.

“Oke, gue pulang. Tapi besok gue datang lagi”

Add a comment

Related posts:

My Experience At Delicate Arch

I hiked to the most iconic arch in Arches National Park. I started at 6 PM and it was still hot as balls. Why is it that we humans feel the need to take a photo of ourselves standing next to things…

Beautiful 1969 Pontiac GTO Brought Back To Life

The Pontiac GTO is a legend in the automotive community. Widely regarded as America’s first muscle car, the GTO got its start as the Pontiac Tempest. Over the years Pontiac had become GM’s ‘Grandma…

Why Bank Reconciliation Are Important

New York-based business professional Shlomo Ettlinger is not only a rabbi, he serves as the owner of The Planalyst, Inc., and he is the CFO of Liftco Elevator. At Liftco, Shlomo Ettlinger oversees…